Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan Pariwisata Kabupaten Bima, BRIDA Gelar Seminar Bersama PASAKANARA
Kegiatan ini menghadirkan peneliti Pusat Kajian Nusa Tenggara (PASAKANARA), Dr. Syarif, sebagai narasumber utama.
Seminar difokuskan pada penguatan sektor pariwisata di lima kecamatan yang ditetapkan sebagai destinasi strategis, yaitu Lambu, Sape, Wawo, Wera, dan Ambalawi. Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Bima, Iwan Setiawan, S.E., mewakili Bupati Bima.
Dalam sambutannya, Iwan Setiawan menegaskan bahwa pembangunan sektor pariwisata harus memberikan nilai tambah bagi masyarakat, selaras dengan visi Bima Bermartabat. Menurutnya, implementasi visi tersebut diwujudkan melalui lima fokus utama: reformasi birokrasi berbasis hasil, peningkatan SDM unggul, penyediaan infrastruktur wisata yang memadai, penguatan ekonomi berbasis pariwisata, serta penciptaan keamanan dan kenyamanan destinasi.
“Seminar ini diharapkan menghasilkan rekomendasi yang berdampak nyata bagi pemerintah daerah dan menjadi acuan pembangunan ekonomi melalui sektor pariwisata,” ujarnya.
Acara turut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Drs. A. Salam Gani, M.Pd., Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Amrin Munawar, S.E., Kepala Dinas Koperasi dan UKM Drs. Dahlan Muhammad, para camat dari kawasan KSPD, serta sejumlah pejabat OPD teknis.
Plt. Kepala BRIDA Kabupaten Bima, Raani Wahyuni, S.ST., MT., M.Sc., dalam paparannya menjelaskan bahwa rekomendasi hasil kajian akan diintegrasikan dengan program Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Koperasi dan UKM.
“Kami berharap rekomendasi riset ini dapat diterapkan pada program kerja OPD, terutama yang berkaitan langsung dengan pengembangan wisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, narasumber Dr. Syarif, M.Si., menegaskan bahwa kajian pengembangan pariwisata Kabupaten Bima bukan sekadar slogan, melainkan rumusan strategis untuk mendorong kemajuan sektor wisata secara nyata. Ia mengungkapkan sejumlah kendala utama, di antaranya terbatasnya alokasi anggaran serta kebutuhan peningkatan keamanan dan kenyamanan wisatawan untuk memperkuat citra destinasi.
“Mudah-mudahan Bima semakin maju, khususnya kawasan destinasi wisata,” ujarnya.
(nm/fik/red)




Post a Comment